Sabtu, 28 Desember 2019

My Teacher Is My Sugar Daddy (Part 2)



Bagi yang belum baca cerita part 1 silahkan dibaca dulu di https://www.wattpad.com/story/274550584?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=newcats&wp_originator=xb5R0phy88Th%2BsChaR4O7Dn6jSmN5QaqSL1PcLgZ%2BKdZTFcmvZjF9hDLi2TYmkSRdilDP7lkrj8TX65%2B0UKpuSYdMnFM94n1P08cHYDg6rUA7Y3uL88Ced5G0RAixMi6



*****


Vivian mencoba pakaian dalam dan lingerie yang dibelinya tadi, kemudian memotret dirinya sendiri di kaca.

Tubuh molek milikya terekspos bebas karena pakaian dalam dan lingerie yang dipakainya saat ini, vivian berniat mengirimkan foto itu pada mario, dan melihat bagaimana ekspresi kekasihnya itu saat melihat betapa seksinya vivian.

Vivian memilih beberapa foto yang ingin dikirimnya pada mario, dan mengirim foto yang sudah dipilihnya kepada sang kekasih.
Vivian menunggu mario membaca pesan nya di whatsapp hingga akhirnya centang biru, dan benar saja tak berapa lama saat mario melihat foto vivian, dia langsung menghubungi vivian dengan video call.

Vivian yang tertawa melihat reaksinya mario, mencoba untuk tidak mengangkat panggilan mario.

Hingga mario menelpon vivian yang kelima kalinya, dan dengan pura-pura malas vivian mengangkat panggilan video mario.

“Vivian!” seru seseorang disana dengan dahi yang berkeringat.

“Kenapa mario?” Tanya vivian menampilkan wajah polos.

“Kenapa baru diangkat?” Tanya mario dengan nada manja dan memanyunkan bibirnya.

“Tadi aku lagi dikamar mandi, gak tau kalo kamu nelpon” ucap vivian bohong.

“Liat nih gara-gara kamu” ucap mario mengarahkan kameranya kearah celananya dengan resleting yang sudah terbuka.

“Kok gara-gara aku?” Tanya vivian menahan tawa.

“Kamu ngirim foto pake lingerie kan aku jadi kebayang percintaan panas kita ketika di apartement aku… dan sejak kapan kamu punya lingerie?” Tanya mario menatap vivian di video call.

“Sejak tadi, aku baru beli waktu ke mall nyari gaun buat acara kelulusan nanti” ucap vivian menjelaskan.

“Dan untuk amunisi saat aku sama kamu… cepat balik daaaaaahhh!” timpal vivian hendak mematikan panggilan video.

“Wait…what?? vi— ” ucap mario yang terputus karna dimatikan oleh vivian.

Vivian nampak tersenyum puas melihat reaksi mario, kemudian ia mengganti lingerie yang digunakannya dengan memakai dress dan keluar menuju ruang tv.
Namun saat turun kebawah, dia melihat mamanya sedang berbincang dengan seorang lelaki di ruang tamu, dia tidak bisa melihat wajahnya karna pria itu duduk membelakanginya.

“Ma…?” panggil vivian.
Mamanya dan pria itu menoleh, vivian bisa melihat wajah lelaki itu.

“Vi…sini sayang, kenalin ini anak teman mama namanya Nathan” ucap mamanya memperkenalkan pria tersebut.

“Halo, saya Nathan” ucap pria itu menyodorkan tangan untuk bersalaman.

“Vivian…” ucap vivian menerima sodoran tangan pria itu untuk bersalaman.

“Jadi vi, Nathan akan tinggal bersama kita untuk sementara waktu, karna ada kerjaan di kota ini” ucap mamanya, dan membuat mata vivian membulat karna kaget.

“Wait… mama seriusan?” ucap vivian menatap lekat mamanya, yang dijawab anggukan oleh mama vivian.

“Ya serius, soalnya mamanya sendiri yang minta izin ke mama, dan Nathan…tante harap kamu betah ya tinggal disini ya” ucap mama vivian.

“Tante kebelakang dulu” timpal mama vivian meninggalkan mereka berdua.

“Jadi vi, kenapa kamu keberatan aku tinggal disini?” Tanya Nathan menatap mata abu-abu indah milik vivian.

“Ya karna kamu cowok, masa tinggal dirumah yang notabene nya di isi perempuan semua” ucap vivian mengambil majalah dimeja dan membacanya.

“Supir kamu juga termasuk perempuan ya?” Tanya Nathan meledek vivian.

“Maksud aku, mama dan aku kan perempuan” ucap vivian ketus, dan di balas gelakan tawa dari Nathan.
Vivian yang tidak suka melihat tingkah Nathan, meletakkan majalah dimeja dan melengos pergi meninggalkan nya di ruang tamu.


******


“Tokk…tokk…tokk” ketuk seseorang dari luar kamar vivian.
namun tak ada sahutan dari vivian, dan dia tidak bisa mendengar suara ketukan itu karna dia sendiri sedang sibuk  berendam di bathtub.

“Vi… disuruh tante turun buat makan malam” ucap Nathan menggerakan knop pintu hingga pintu kamar milik vivian terbuka.
Nathan masuk ke kamar vivian dan melihat kamar dengan keadaan kosong, hanya memperlihatkan dress mini dan handuk di atas tempat tidurnya.

“Kemana dia” batin Nathan.
Namun saat Nathan ingin berbalik, dia dikejutkan oleh suara pintu yang terbuka, vivian keluar dengan tubuh basah dan tidak tertutup sehelai benang pun.

“Nathan!!!!” teriak vivian menutup tubuhnya dengan tangan, dan dengan cepat meraih handuk yang berada di kasurnya.

“V-vi… sorry aku kesini disuruh tante buat manggil kamu ke meja makan untuk makan malam” ucap Nathan menjelaskan dan mengalihkan pandangannya kearah lain.

“Lo kan bisa suruh bi inem!” teriak vivian geram atas kejadian menimpanya.

“Bi inem lagi keluar disuruh tante” ucap Nathan.

“Yauda, sekarang lo cabut dari kamar gue!!!!” teriak vivian melemparkan bantal kearah Nathan.



******


“Kok pada diem-dieman sih? Gak ada yang mau buka obrolan?” ucap mama vivian pada kedua orang yang saat ini seperti sedang perang dingin.

“Maaf tante, saya terlalu fokus menikmati makanannya” ucap Nathan tersenyum melihat mama vivian.

Namun mata vivian tampak menatap tajam lelaki yang berada tepat dihadapannya, rasanya ingin sekali dia melemparkan makanan tepat diwajah lelaki itu.

“Ma, ivi uda kenyang” ucap vivian beranjak dari meja makan dan langsung beranjak ke kamarnya.


*****


“Pagi maa!!” seru vivian melihat mamanya duduk di ruang tv..

“Hey sayang, uda bangun anak mama” ucap mamanya mengelus puncak kepala anaknya, dan vivian menggelayut mesra di lengan mamanya.

“Oiya, hari ini mama ada urusan sama teman mama,  perginya ntar siang jadi mama pulang agak lama” timpal mamanya lagi, sambil mengelus bahu anak kesayangannya.

“Yah ivi ditinggal sendiri dong” Tanya vivian dengan mata berkaca-kaca.

“Loh kan ada bibi, dan Nathan” ucap mamanya santai.

Mata vivian membulat saat mamanya mengucap nama Nathan, dia lupa kalau lelaki itu tinggal bersama mereka sekarang.

“Kamu uda sarapan? Ayo kita sarapan dulu” ucap mamanya beranjak dari sofa.

Dengan enggan vivian menuju meja makan dan duduk disebelah mamanya, dia tampak heran tak melihat Nathan dari tadi.

“Ma? Anak temen mama kok gak ada?” Tanya vivian menyendokan nasi ke piringnya.

“Nathan..? Dia tadi keluar buat lari pagi, mungkin sebentar lagi dia balik” ucap mama vivian.

Saat vivian dengan lahap memakan nasi goreng di piringnya, terdengar suara pintu rumah terbuka, dan benar saja seseorang baru saja masuk ke rumah kediaman vivian.

“Wah harum banget, lagi pada sarapan nih? Gak nungguin aku” ucap Nathan yang langsung duduk dimeja makan.

“Eh ayo Nathan, sarapan dulu” ucap mama vivian ramah pada anak temannya.

Dengan semangat Nathan menyendokkan nasi ke piringnya dan langsung memasukan sesendok nasi goreng kemulutnya.

“Nathan, nanti tante titip vivian ya, soalnya nanti siang tante mau pergi dan bakalan pulang lama” ucap mama vivian kepada Nathan yang sedang makan.

“Tenang aja tante, aku bakalan jagain vivian” ucap Nathan yang sedang menyantap nasi goreng, dan kemudian menatap vivian.
Pandangan mereka saling bertemu, naming vivian melengoskan mukanya dari tatapan natham.

“Gak usah dan gak perlu, vivian mau kerumah nina aja abis ini ma” ucap vivian singkat dan menyudahi makannya, sambil beranjak meninggalkan mamanya dan Nathan di meja makan.
Mamanya vivian merasa aneh dengan tingkah anaknya, mungkin perjodohan yang akan dilakukan tidak akan berhasil, mamanya mengurungkan niat untuk memberi tahu vivian.


****

Vivian berbaring dikasur sambil memainkan handphonenya, tiba-tiba mario menelponnya.

“Sayangku vivian…”

“Hey mario”

“Gimana persiapan kamu buat pesta kelulusan besok?, dan kamu kenapa kok cemberut gitu?”

“Semua uda beres kok sayang, iya nih aku lagi kesal banget sama orang”

“Kesal kenapa dan sama siapa?”

“Ada anak temen mama tinggal sementara disini karna ada urusan pekerjaan dan—”

“Wait…cewe atau cowo?”

“Cowo”

“Tapi kamu gak naksir sama dia kan?”

“Ih mario… aku kan uda punya kamu, ngapain naksir sama tuh manusia lagian anaknya nyebelin banget,masa dia tiba-tiba—”


Ceklekk…


“Vi…? Mama mau pergi nih” ucap mama vivian masuk bersama Nathan kekamarnya, dan vivian buru-buru meletakan handphonenya dikasur namun vivian lupa mematikannya.

“Mama ngagetin aku aja, iya ma hati-hati ya” ucap vivian mencium pipi mamanya.

“Dan Nathan, jaga vivian ya” ucap mama vivian menepuk bahu Nathan.

“Siap tante, hati-hati ya tante” ucap Nathan yang tersenyum manis memandang mama vivian, dan sesekali melirik vivian disana.

“Yasudah, mama tinggal ya” ucap mama vivian keluar dari kamar vivian.

Ketika mamanya sudah keluar, namun Nathan masih berdiri disana dan sepertinya tidak ada niat untuk meninggalkan vivian.

“Ngapain lo disitu? Cabut sono!” bentak vivian.

“Vi kamu kenapa sih? Masih marah gara-gara aku gak sengaja liat tubuh topless kamu?” ucap Nathan yang mulai mendekat pada vivian.

“Sialan! Uda tau malah ngungkit-ungkit itu lagi” ucap vivian memukul Nathan dengan guling.

“Gimana gak ngungkit, kamu tiba-tiba dingin banget sama aku” ucap Nathan menangkap guling yang dipukulkan vivian.

“Gue uda dingin sama lo semenjak lo mijakkin kaki kerumah gue!” ucap vivian menarik gulingnya, namun tertahan oleh pegangan tangan Nathan yang kuat.

“Vi… kamu gak bisa terus-terusan gini sama calon suami mu” ucap Nathan menatap vivian, dan melepaskan pegangan pada guling itu.
Vivian membelalakan matanya saat mendengar Nathan mengucapkan kata-kata itu.

“A-apa…? Apa maksudnya?” ucap vivian terbata-bata.

“Kamu belom dikasih tau tante? Kalo kita bakalan dijodohin?” ucap Nathan menatap vivian yang mematung mendengar ucapannya.

“What??? Brengsek!! Cabut lo dari kamar gue!, dan gua gak bakalan mau dijodohin sama cowo mesum kayak lo!” ucap vivian melemparkan guling ke wajah Nathan.

“Vivian!!!!” bentak Nathan, dan membuat vivian kaget.

Dengan wajah Nathan yang mengeras menahan amarah, dia mulai mendekati vivian, sementara vivian perlahan memundurkan dirinya namun betisnya menabrak kasur dan vivian terduduk diatas kasurnya.

Vivian menatap wajah lelaki itu, dia kelihatan sangat marah, dan vivian merasa takut sekarang saat Nathan berada sangat dekat dengannya.

Dengan erat Nathan memegang bahu vivian dan menatap mata abu-abu indah itu, dan saat Nathan mengangkat tangannya kearah vivian.

Vivian takut karna merasa Nathan hendak memukulnya, dan menutup matanya saat tangan Nathan berayun kewajahnya.
Namun bukan pukulan yang di dapatkannya, melainkan elusan lembut di pipinya dan—


Cuppp…


Nathan mencium singkat bibir vivian, dan melangkah pergi meninggalkan vivian yang sedang mematung sambil memegang pipi dan bibirnya.


*Dilain tempat*


Seorang lelaki nampak sedang mematung memegang erat handphonenya, kelihatan dia sedang menahan amarah.
Mario mendengar semua percakapan vivian dan Nathan, termasuk percakapan saat Nathan sudah melihat tubuh vivian topless, dan percakapan vivian yang akan dijodohkan dengan Nathan, kemudian mario menekan nomor seseorang di handphonenya.

“Alex, urus tiket gue ke belanda besok” ucap mario berbicara pada seseorang yang bernama alex.

Kemudian mario meletakan handphonenya ke meja, dan menghela napas.

“Tokk…tokk” ketuk seseorang dari luar.

“Ya masuk” ucap mario.

“Permisi pak, bapak memanggil saya?” Tanya nindi, sekretaris mario masuk ke ruangan.

“Nin, majuin semua meeting untuk hari ini, karna besok saya harus pergi selama beberapa hari” ucap mario memberi arahan.

“Baik pak” ucap nindi sambil keluar dari ruangan mario.


*****


Hari ini adalah hari dimana acara kelulusan dimulai, acara yang disiapkan oleh pihak sekolah untuk melepaskan kepergian anak kelas 3 yang sudah lulus melaksanakan UN.

Vivian terlihat sangat cantik dengan gaun yang melekat ditubuhnya, dan dengan makeup yang flawless dan rambut yang dibuat bergelombang, membuat penampilannya makin menghipnotis kaum adam.

“Vi… uda selesai? nina dan Michael ada dibawah tuh” ucap mama vivian masuk ke kamar anaknya.

“Iya ma sebentar” ucap vivian memakai anting-anting.

Vivian langsung menuju kebawah, ia melihat nina dan Michael kelihatan sangat serasi dengan penampilan mereka, mereka pun langsung menuju ke gedung dimana acara kelulusan diadakan.

Saat mereka memasuki gedung, mereka diberi satu topeng untuk sebagai pelengkap pesta, karna acara kelulusan ini mengadakan tema “Pesta Topeng”.

Vivian memakai topeng yang diberi oleh panitia, begitu juga nina dan Michael, mereka masuk kedalam ruangan yang sudah dipenuhi oleh banyak orang yang mengenakan topeng.

Ruangan itu tampak sudah ramai oleh orang-orang yang menggunakan topeng, vivian berjalan kearah prasmanan berada.

Vivian tampak sibuk menikmati makanan yang ada hingga seseorang datang dan menepuk bahunya dan vivian menoleh, melihat sesosok lelaki menggunakan topeng dengan setelan jas yang membuatnya terlihat sangat tampan walau vivian tak bisa menatap wajahnya.

Lelakii itu mengadahkan tangan tanda ingin mengajak vivian berdansa, dengan senyuman manis vivian menerima tawaran tersebut.

Vivian dan lelaki itu berjalan kearah lantai dansa, tangan lelaki itu melilit pinggang ramping vivian, dan tangan vivian melingkari leher lelaki yang dia tidak tahu siapa.

Mereka berdansa mengikuti lagu yang sangat mendukung akan adegan itu, hingga lelaki itu mendekati wajah vivian dan mencium bibirnya singkat.

Vivian yang tersadar karna perbuatan lelaki itu langsung melepaskan tangannya yang tadi melingkar di leher lelaki itu, dan dengan refleks menampar pipi si pria misterius itu dan menarik paksa topeng yang digunakannya.

“Nathan!!!!” seru vivian dengan mata terbelalak, melihat lelaki yang berdansa dengannya adalah Nathan.

“Ini kesekian kalinya lu ngelecehin gue, bangsat!!!” ucap vivian mengumpat, dan berlari keluar kearah balkon, dengan Nathan yang berusaha mengejar.

“Vi… kamu kenapa sih nolak aku terus?” ucap Nathan mengejar vivian hingga langkah terhenti melihat vivian di balkon gedung.

“Karna gue gak suka sama lo! Gue uda punya calon sendiri” bentak vivian menatap nanar Nathan disana.

“Kenapa kamu gak bilang ke tante?” Tanya Nathan yang tak percaya mendengar ucapan vivian.

“Karna gue harus nyelesain sekolah dulu supaya mama nyetujuin itu” jelas vivian.

Nathan mendekat kearah vivian, dengan vivian yang sudah melepaskan topengnya dan menatap kearah luar.

“Vi… aku gak bakalan maksa kamu buat nikah sama aku, aku bakalan bilang ke tante dan mama buat batalin perjodohan kita” ucap Nathan menenangkan vivian.

Vivian tersentak mendengar ucapan Nathan, dia tak menyangka jika Nathan dengan lapang dada akan melepaskannya, kemudian vivian berbalik arah dan menatap Nathan.

Jarak Nathan sudah sangat dekat dengan vivian, kemudian vivian tersenyum manis kepada Nathan, seperti ada es yang mencair dihatinya ketika pertama kali melihat senyuman hangat dari vivian.

Tangan Nathan mengelus puncak kepala vivian, dan kemudian mengelus pipi merona vivian.

“Vi… biarkan ini menjadi ciuman selamat tinggal ya, tolong jangan tolak ini” ucap Nathan mencium bibir vivian dan melumatnya.

Vivian yang merasakan sensasi aneh saat Nathan mencium bibir miliknya dengan lembut, karna biasanya Nathan hanya menciumnya singkat.


****


Mario tampak baru turun dari mobil dan dengan bergegas masuk ke dalam gedung acara kelulusan sekolah.

“Eh pak mario, ini topengnya pak” ucap seorang panitia yang tak lain adalah staf sekolah dimana ia mengajar dahulu.

Mario tersenyum dan memasang topeng yang diberikan panitia itu, kemudian mario masuk ke ruangan acaranya.

Mario mencari vivian, dia ingat gaun apa yang akan dipakai vivian untuk acara ini, karna vivian pernah menunjukannya saat video call dengan mario.

Mata mario mendapat seorang gadis yang persis menggunakan gaun yang dipakai vivian, namun gadis itu seperti berlari, dan diikuti oleh seorang lelaki yang mengejarnya.

Mario berjalan kearah mereka pergi, dan mendapati mereka pergi ke sebuah balkon, mario melepaskan topengnya.

Mario berjalan mendekat dan kemudian masuk ke arah balkon, dan mematung menatap gadis nya sedang berciuman dengan lelaki lain.

“Vivian!!!!!” teriak mario memanggil gadis itu, dan mereka menoleh.

“M-mario…” ucap vivian kaget menatap lelaki pujaannya.

“Loh Pak mario sedang apa disini?” Tanya Nathan melihat kolega bisnisnya ada disitu.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Nathan, mario langsung memukul wajah Nathan dengan membabi buta.

Nathan tak tinggal diam, dia langsung melawan mario.


****

“Vi… sabar, doakan mario agar selamat” ucap nina menenangkan vivian yang menangis dari tadi.

“Nin… ini semua gara-gara gue, kalo aja gue gak ngeiyain Nathan buat nyium gue, pasti gak bakal kayak gini” ucap vivian masih menangis.

“Semua uda terlanjur vi, lo gabisa nyalahin diri lo sendiri” ucap nina.

“Kalo ada apa-apa sama mario gimana nin, gue gak bakalan bisa maafin diri gue sendiri” ucap vivian sesegukan menangisi pria nya yang saat ini berada di dalam ruang UGD.

Mereka sedang duduk di ruang tunggu sebuah rumah sakit, dengan Nathan dan Michael yang nampak berdiri di dekat pintu ruang UGD.

Entah sudah berapa jam mereka menunggu, vivian tak henti-hentinya menangis dan Nathan yang tampak sangat bersalah akan kejadian itu, kejadian yang membuat mario seperti sekarang.

Saat mario memukul Nathan, duel pun tak terelakan, mario masih saja memukul nya karna mencium gadisnya.

Namun naas ketika vivian hendak memisahkan mereka, mario terpeleset gaun vivian yang panjang dan menyebabkan badannya limbung dan jatuh kebelakang.

Mario jatuh dari balkon lantai 3, dan orang-orang yang berada di sana langsung menelpon ambulans dan membawa mario ke rumah sakit.

Setelah beberapa jam, dokter keluar dari ruang UGD dan dengan sigap Nathan bertanya kepada dokter tersebut.

“Dok, gimana keadaan pasien?” Tanya Nathan.

"Kami sudah berusaha sebaik mungkin, namun pasien tidak dapat tertolong” ucap dokter sambil berjalan meninggalkan mereka.

Vivian yang mendengar itu langsung pingsan.


****


Sudah sebulan mario meninggal, dan vivian menjadi anak yang tertutup sekarang, dia bukan vivian yang ceria seperti dahulu.

Sekarang dia seperti mayat hidup yang sama sekali tak punya gairah untuk melanjutkan hidup, gairah hidupnya seperti dibawa bersama mario, bahkan sekarang vivian harus tidur dengan meminum obat tidur.

“Vi… ada Nathan tuh” ucap mama vivian.

Vivian hanya berdiri mentap kelur melalui jendela kamarnya dengan menggenggam kemeja putih mario, yang pernah dipakainya ketika pertama kali datang kerumah mario.

Sesekali nampak air matanya menetes, dan dia mengelap air mata itu.

“Aku gak mau ketemu sama siapa-siapa ma” ucap vivian tak bergerak sedikitpun.

“Yaudah, mama tinggal ya” ucap mama vivian.

Vivian mengenang pertemuan pertamanya dengan mario, seorang guru matematika yang tiba-tiba menjadi kekasihnya.

Hingga mata sembabnya kembali mengeluarkan air mata, dia terduduk sambil menenggelamkan wajahnya dilutut, dengan baju mario masih di tangannya.


****

 “Mario!!!” vivian tersentak dan bangun.

Vivian tersentak bangun saat mendapati mimpi tentang mario, mimpi yang membuatnya menangis.

“Vi… kamu kenapa?” ucap mario masuk kedalam kamar membawa nampan berisi makanan.

“Mario!!!!!!” teriak vivian kaget memeluk mario, memastikan apa benar itu pria pujaanya,

“Kamu kenapa sih vi?” Tanya mario bingung.

“Kamu tega banget ninggalin aku” ucap vivian menangis dan memukul dada bidang milik mario.

“Hey sayang, kamu kenapa? Mimpi lagi?” Tanya mario memegang pipi vivian.

“Aku mimpi kamu meninggal” ucap vivian mengeraskan isakan tangisnya.

“Heyy… kan aku ada disini, kamu gak usah takut, aku selalu sama kamu” ucap mario menenangkan vivian.

“Kamu gak akan ninggalin aku kan?” Tanya vivian yang masih terisak.

“Enggak sayang, aku bakalan selalu disamping kamu” ucap mario mengelus puncak kepala vivian.

Vivian masih terisak mengingat mimpinya, namun tiba-tiba mario melumat bibir vivian dan agar vivian menghentikan tangisannya.

Kemudian mario melepaskan tautan bibirnya dan mulai menciumi kelopak mata basah milik vivian.

Mario mendekatkan mulutnya ketelinga vivian dan mulai mengucapkan kata-kata romantis dan sesekali menggigit kecil telinga vivian.

Dan mulai mencium leher jenjang milik vivian, dan memberi kissmark yang cukup banyak disana.

Mario mulai memasukan tangannya diantara baju milik vivian, dan meremas dada milik vivian sembari belum melepaskan tautan dari bibir manis milik vivian.

Kemudian mario merebahkan vivian dikasur dan kemudian menyingkap rok milik vivian, dan menampakan kewanitaannya yang tertutup pakaian dalam.

Vivian merasa tangan besar milik mario mulai membuka paksa dalamannya, dan menyentuh inti miliknya.

Kemudian sebuah benda yang panjang dan besar mulai masuk kedalam inti nya vivian, dia memekik sakit karna mario menghentakan miliknya sekali dorongan.

Vivian merasa intinya penuh sesak karna kejantanan mario sudah didalam sana, dan mario mulai memaju mundurkan miliknya di dalam inti vivian.

Vivian melenguh meremas kepala mario saat laki-laki itu menggigit kecil dada ranum milik vivian, mario memberi tanda kepemilikan di dada vivian.

Mario merasakan vivian sudah klimaks, hingga inti vivian menyedot-nyedot keperkasaan mario, sementara mario terus saja memaju mundurkan miliknya disana.

Hingga akhirnya mario menyemprotkan cairannya didalam inti vivian, menandakan bahwa vivian sekarang miliknya.

Setelah percintaan panas mereka pagi ini, mario membawa vivian kekamar mandi dan berakhir dengan mandi bersama.


****


“Vi? Ayo jalan-jalan”  ucap mario saat melihat vivian menonton tv.

“Kemana?”  ucap vivian yang sedang duduk di sofa.

“Ada tempat yang pengen aku tunjukin ke kamu” ucap mario.

Vivian mengangguk dan mengikuti mario, namun semua jalanan disepanjang mario menyetir nampak asing bagi vivian.

Padahal vivian sudah sering ke apartemen milik mario, namun entah kenapa semuanya tampak asing.

“Kita sudah sampai” ucap mario, memberhentikan mobilnya disebuah taman.

Sebuah taman yang indah dengan danau ditengahnya, tempat itu nampak sangat berbeda dengan taman yang biasanya vivian kunjungi.

Namun vivian seperti tak pernah mengingat adanya taman ini, padahal taman itu dekat dengan sekolahnya.

Saat vivian berjalan ditaman dan diikuti oleh mario, tiba tiba saja vivian merasa kepalanya pusing dan menjatuhkan badannya.

“Vi?? Kamu kenapa?” Tanya mario menangkap badan vivian.

Vivian yang merasakan kepalanya sangat sakit, tidak dapat menjawab pertanyaan mario hingga akhirnya vivian pingsan.




***


Mata vivian tampak silau karna cahaya lampu diruangan itu, dia melihat wajah mamanya, dan Nathan disana.

“Vi… kamu uda sadar” ucap mama vivian beranjak dari tempat duduk dan mendekati vivian yng terbaring di kasur.

“Ma mario mana?” Tanya vivian pada mamanya.

Mama vivian menangis mendengar pertanyaan anaknya, dan Nathan berusaha menenangkan mama vivian.

“Mario kan uda gak ada vi” timpal Nathan.

“Tadi aku masih bareng dia kok, dia kan yang ngantar aku kesini?” ucap vivian.

“Vi…mario uda meninggal sebulan yang lalu” ucap Nathan.

“Di masih hidup nat” ucap vivian menangis.

“Vi… kamu overdosis karna minum banyak obat tidur dan Nathan yang mengantar kamu” ucap mama vivian memeluk anaknya..

Mama vivian tak kuasa menahan tangis melihat anaknya yang sudah kehilangan arah, vivian sudah koma selama 3 hari akibat overdosis obat tidur yang diminum vivian sebanyak satu botol.

Untung mama vivian melihat anaknya sedang kejang-kejang, saat dia hendak mengantarkan hadiah dari Nathan untuk vivian, untung Nathan sigap membawa vivian ke rumah sakit terdekat.



****



Vivian masih terbaring, di tempat tidur di sebuah ruangan rumah sakit dan dibantu oleh alat medis.

Mama vivian sedang keluar mengantar Nathan, dan memberi waktu pada vivian untuk beristirahat.

Vivian masih menangis dan tak percaya bahwa pertemuan ia dengan mario ternyata tidak nyata sama sekali.

Vivian merasa hampa dan hanya ingin mati agar bisa bertemu dengan mario, kemudian perlahan meraba wajahnya dan melepaskan alat bantu pernapasan.

Dengan tekad yang bulat vivian menyabut semua alat penunjang kehidupannya, terdengar bunyi memekakan telinga yang berasal dari mesin itu, dan kesadaran vivian mulai hilang.

“Mario… aku datang…” ucap vivian tersenyum, menghela napas terakhir.


***


Nampak seorang lelaki berdiri di sebuah taman indah dengan bunga-bunga berwarna warni dan memiliki danau ditengahnya, matahari bersinar sangat cerah, namun dia tampak sedang menunggu seseorang.

“Mario!!” ucap seseorang dari belakang, dan kemudian lelaki itu berbalik.

“Vi…” ucap mario tersenyum, dan dengan vivian yang menerjang untuk memeluknya erat.




-The End-