Bagi yang belum baca cerita part 1 silahkan dibaca dulu di https://www.wattpad.com/story/274550584?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=newcats&wp_originator=xb5R0phy88Th%2BsChaR4O7Dn6jSmN5QaqSL1PcLgZ%2BKdZTFcmvZjF9hDLi2TYmkSRdilDP7lkrj8TX65%2B0UKpuSYdMnFM94n1P08cHYDg6rUA7Y3uL88Ced5G0RAixMi6
*****
Vivian mencoba
pakaian dalam dan lingerie yang dibelinya tadi, kemudian memotret dirinya
sendiri di kaca.
Tubuh molek
milikya terekspos bebas karena pakaian dalam dan lingerie yang dipakainya saat
ini, vivian berniat mengirimkan foto itu pada mario, dan melihat bagaimana
ekspresi kekasihnya itu saat melihat betapa seksinya vivian.
Vivian memilih
beberapa foto yang ingin dikirimnya pada mario, dan mengirim foto yang sudah
dipilihnya kepada sang kekasih.
Vivian menunggu
mario membaca pesan nya di whatsapp hingga akhirnya centang biru, dan benar
saja tak berapa lama saat mario melihat foto vivian, dia langsung menghubungi
vivian dengan video call.
Vivian yang
tertawa melihat reaksinya mario, mencoba untuk tidak mengangkat panggilan mario.
Hingga mario
menelpon vivian yang kelima kalinya, dan dengan pura-pura malas vivian
mengangkat panggilan video mario.
“Vivian!” seru
seseorang disana dengan dahi yang berkeringat.
“Kenapa mario?”
Tanya vivian menampilkan wajah polos.
“Kenapa baru
diangkat?” Tanya mario dengan nada manja dan memanyunkan bibirnya.
“Tadi aku lagi
dikamar mandi, gak tau kalo kamu nelpon” ucap vivian bohong.
“Liat nih
gara-gara kamu” ucap mario mengarahkan kameranya kearah celananya dengan
resleting yang sudah terbuka.
“Kok gara-gara
aku?” Tanya vivian menahan tawa.
“Kamu ngirim
foto pake lingerie kan aku jadi kebayang percintaan panas kita ketika di
apartement aku… dan sejak kapan kamu punya lingerie?” Tanya mario menatap
vivian di video call.
“Sejak tadi, aku
baru beli waktu ke mall nyari gaun buat acara kelulusan nanti” ucap vivian
menjelaskan.
“Dan untuk
amunisi saat aku sama kamu… cepat balik daaaaaahhh!” timpal vivian hendak
mematikan panggilan video.
“Wait…what?? vi—
” ucap mario yang terputus karna dimatikan oleh vivian.
Vivian nampak
tersenyum puas melihat reaksi mario, kemudian ia mengganti lingerie yang
digunakannya dengan memakai dress dan keluar menuju ruang tv.
Namun saat turun
kebawah, dia melihat mamanya sedang berbincang dengan seorang lelaki di ruang tamu,
dia tidak bisa melihat wajahnya karna pria itu duduk membelakanginya.
“Ma…?” panggil
vivian.
Mamanya dan pria
itu menoleh, vivian bisa melihat wajah lelaki itu.
“Vi…sini sayang,
kenalin ini anak teman mama namanya Nathan” ucap mamanya memperkenalkan pria
tersebut.
“Halo, saya
Nathan” ucap pria itu menyodorkan tangan untuk bersalaman.
“Vivian…” ucap
vivian menerima sodoran tangan pria itu untuk bersalaman.
“Jadi vi, Nathan
akan tinggal bersama kita untuk sementara waktu, karna ada kerjaan di kota ini”
ucap mamanya, dan membuat mata vivian membulat karna kaget.
“Wait… mama
seriusan?” ucap vivian menatap lekat mamanya, yang dijawab anggukan oleh mama
vivian.
“Ya serius,
soalnya mamanya sendiri yang minta izin ke mama, dan Nathan…tante harap kamu
betah ya tinggal disini ya” ucap mama vivian.
“Tante
kebelakang dulu” timpal mama vivian meninggalkan mereka berdua.
“Jadi vi, kenapa
kamu keberatan aku tinggal disini?” Tanya Nathan menatap mata abu-abu indah
milik vivian.
“Ya karna kamu
cowok, masa tinggal dirumah yang notabene nya di isi perempuan semua” ucap
vivian mengambil majalah dimeja dan membacanya.
“Supir kamu juga
termasuk perempuan ya?” Tanya Nathan meledek vivian.
“Maksud aku,
mama dan aku kan perempuan” ucap vivian ketus, dan di balas gelakan tawa dari
Nathan.
Vivian yang
tidak suka melihat tingkah Nathan, meletakkan majalah dimeja dan melengos pergi
meninggalkan nya di ruang tamu.
******
“Tokk…tokk…tokk”
ketuk seseorang dari luar kamar vivian.
namun tak ada sahutan
dari vivian, dan dia tidak bisa mendengar suara ketukan itu karna dia sendiri
sedang sibuk berendam di bathtub.
“Vi… disuruh
tante turun buat makan malam” ucap Nathan menggerakan knop pintu hingga pintu
kamar milik vivian terbuka.
Nathan masuk ke kamar
vivian dan melihat kamar dengan keadaan kosong, hanya memperlihatkan dress mini
dan handuk di atas tempat tidurnya.
“Kemana dia”
batin Nathan.
Namun saat
Nathan ingin berbalik, dia dikejutkan oleh suara pintu yang terbuka, vivian
keluar dengan tubuh basah dan tidak tertutup sehelai benang pun.
“Nathan!!!!”
teriak vivian menutup tubuhnya dengan tangan, dan dengan cepat meraih handuk
yang berada di kasurnya.
“V-vi… sorry aku
kesini disuruh tante buat manggil kamu ke meja makan untuk makan malam” ucap Nathan
menjelaskan dan mengalihkan pandangannya kearah lain.
“Lo kan bisa
suruh bi inem!” teriak vivian geram atas kejadian menimpanya.
“Bi inem lagi
keluar disuruh tante” ucap Nathan.
“Yauda, sekarang
lo cabut dari kamar gue!!!!” teriak vivian melemparkan bantal kearah Nathan.
******
“Kok pada
diem-dieman sih? Gak ada yang mau buka obrolan?” ucap mama vivian pada kedua
orang yang saat ini seperti sedang perang dingin.
“Maaf tante,
saya terlalu fokus menikmati makanannya” ucap Nathan tersenyum melihat mama
vivian.
Namun mata
vivian tampak menatap tajam lelaki yang berada tepat dihadapannya, rasanya
ingin sekali dia melemparkan makanan tepat diwajah lelaki itu.
“Ma, ivi uda
kenyang” ucap vivian beranjak dari meja makan dan langsung beranjak ke kamarnya.
*****
“Pagi maa!!”
seru vivian melihat mamanya duduk di ruang tv..
“Hey sayang, uda
bangun anak mama” ucap mamanya mengelus puncak kepala anaknya, dan vivian
menggelayut mesra di lengan mamanya.
“Oiya, hari ini
mama ada urusan sama teman mama, perginya
ntar siang jadi mama pulang agak lama” timpal mamanya lagi, sambil mengelus
bahu anak kesayangannya.
“Yah ivi
ditinggal sendiri dong” Tanya vivian dengan mata berkaca-kaca.
“Loh kan ada
bibi, dan Nathan” ucap mamanya santai.
Mata vivian
membulat saat mamanya mengucap nama Nathan, dia lupa kalau lelaki itu tinggal
bersama mereka sekarang.
“Kamu uda
sarapan? Ayo kita sarapan dulu” ucap mamanya beranjak dari sofa.
Dengan enggan
vivian menuju meja makan dan duduk disebelah mamanya, dia tampak heran tak
melihat Nathan dari tadi.
“Ma? Anak temen
mama kok gak ada?” Tanya vivian menyendokan nasi ke piringnya.
“Nathan..? Dia
tadi keluar buat lari pagi, mungkin sebentar lagi dia balik” ucap mama vivian.
Saat vivian
dengan lahap memakan nasi goreng di piringnya, terdengar suara pintu rumah
terbuka, dan benar saja seseorang baru saja masuk ke rumah kediaman vivian.
“Wah harum
banget, lagi pada sarapan nih? Gak nungguin aku” ucap Nathan yang langsung
duduk dimeja makan.
“Eh ayo Nathan,
sarapan dulu” ucap mama vivian ramah pada anak temannya.
Dengan semangat
Nathan menyendokkan nasi ke piringnya dan langsung memasukan sesendok nasi
goreng kemulutnya.
“Nathan, nanti
tante titip vivian ya, soalnya nanti siang tante mau pergi dan bakalan pulang
lama” ucap mama vivian kepada Nathan yang sedang makan.
“Tenang aja
tante, aku bakalan jagain vivian” ucap Nathan yang sedang menyantap nasi
goreng, dan kemudian menatap vivian.
Pandangan mereka
saling bertemu, naming vivian melengoskan mukanya dari tatapan natham.
“Gak usah dan
gak perlu, vivian mau kerumah nina aja abis ini ma” ucap vivian singkat dan
menyudahi makannya, sambil beranjak meninggalkan mamanya dan Nathan di meja
makan.
Mamanya vivian
merasa aneh dengan tingkah anaknya, mungkin perjodohan yang akan dilakukan
tidak akan berhasil, mamanya mengurungkan niat untuk memberi tahu vivian.
****
Vivian berbaring
dikasur sambil memainkan handphonenya, tiba-tiba mario menelponnya.
“Sayangku
vivian…”
“Hey mario”
“Gimana
persiapan kamu buat pesta kelulusan besok?, dan kamu kenapa kok cemberut gitu?”
“Semua uda beres
kok sayang, iya nih aku lagi kesal banget sama orang”
“Kesal kenapa
dan sama siapa?”
“Ada anak temen
mama tinggal sementara disini karna ada urusan pekerjaan dan—”
“Wait…cewe atau
cowo?”
“Cowo”
“Tapi kamu gak
naksir sama dia kan?”
“Ih mario… aku
kan uda punya kamu, ngapain naksir sama tuh manusia lagian anaknya nyebelin
banget,masa dia tiba-tiba—”
Ceklekk…
“Vi…? Mama mau
pergi nih” ucap mama vivian masuk bersama Nathan kekamarnya, dan vivian
buru-buru meletakan handphonenya dikasur namun vivian lupa mematikannya.
“Mama ngagetin
aku aja, iya ma hati-hati ya” ucap vivian mencium pipi mamanya.
“Dan Nathan,
jaga vivian ya” ucap mama vivian menepuk bahu Nathan.
“Siap tante,
hati-hati ya tante” ucap Nathan yang tersenyum manis memandang mama vivian, dan
sesekali melirik vivian disana.
“Yasudah, mama
tinggal ya” ucap mama vivian keluar dari kamar vivian.
Ketika mamanya
sudah keluar, namun Nathan masih berdiri disana dan sepertinya tidak ada niat
untuk meninggalkan vivian.
“Ngapain lo
disitu? Cabut sono!” bentak vivian.
“Vi kamu kenapa
sih? Masih marah gara-gara aku gak sengaja liat tubuh topless kamu?” ucap
Nathan yang mulai mendekat pada vivian.
“Sialan! Uda tau
malah ngungkit-ungkit itu lagi” ucap vivian memukul Nathan dengan guling.
“Gimana gak
ngungkit, kamu tiba-tiba dingin banget sama aku” ucap Nathan menangkap guling
yang dipukulkan vivian.
“Gue uda dingin
sama lo semenjak lo mijakkin kaki kerumah gue!” ucap vivian menarik gulingnya,
namun tertahan oleh pegangan tangan Nathan yang kuat.
“Vi… kamu gak
bisa terus-terusan gini sama calon suami mu” ucap Nathan menatap vivian, dan
melepaskan pegangan pada guling itu.
Vivian
membelalakan matanya saat mendengar Nathan mengucapkan kata-kata itu.
“A-apa…? Apa
maksudnya?” ucap vivian terbata-bata.
“Kamu belom
dikasih tau tante? Kalo kita bakalan dijodohin?” ucap Nathan menatap vivian
yang mematung mendengar ucapannya.
“What???
Brengsek!! Cabut lo dari kamar gue!, dan gua gak bakalan mau dijodohin sama
cowo mesum kayak lo!” ucap vivian melemparkan guling ke wajah Nathan.
“Vivian!!!!”
bentak Nathan, dan membuat vivian kaget.
Dengan wajah
Nathan yang mengeras menahan amarah, dia mulai mendekati vivian, sementara
vivian perlahan memundurkan dirinya namun betisnya menabrak kasur dan vivian
terduduk diatas kasurnya.
Vivian menatap
wajah lelaki itu, dia kelihatan sangat marah, dan vivian merasa takut sekarang
saat Nathan berada sangat dekat dengannya.
Dengan erat
Nathan memegang bahu vivian dan menatap mata abu-abu indah itu, dan saat Nathan
mengangkat tangannya kearah vivian.
Vivian takut
karna merasa Nathan hendak memukulnya, dan menutup matanya saat tangan Nathan
berayun kewajahnya.
Namun bukan
pukulan yang di dapatkannya, melainkan elusan lembut di pipinya dan—
Cuppp…
Nathan mencium singkat
bibir vivian, dan melangkah pergi meninggalkan vivian yang sedang mematung
sambil memegang pipi dan bibirnya.
*Dilain tempat*
Seorang lelaki
nampak sedang mematung memegang erat handphonenya, kelihatan dia sedang menahan
amarah.
Mario mendengar
semua percakapan vivian dan Nathan, termasuk percakapan saat Nathan sudah
melihat tubuh vivian topless, dan percakapan vivian yang akan dijodohkan dengan
Nathan, kemudian mario menekan nomor seseorang di handphonenya.
“Alex, urus
tiket gue ke belanda besok” ucap mario berbicara pada seseorang yang bernama
alex.
Kemudian mario
meletakan handphonenya ke meja, dan menghela napas.
“Tokk…tokk”
ketuk seseorang dari luar.
“Ya masuk” ucap
mario.
“Permisi pak,
bapak memanggil saya?” Tanya nindi, sekretaris mario masuk ke ruangan.
“Nin, majuin
semua meeting untuk hari ini, karna besok saya harus pergi selama beberapa
hari” ucap mario memberi arahan.
“Baik pak” ucap
nindi sambil keluar dari ruangan mario.
*****
Hari ini adalah
hari dimana acara kelulusan dimulai, acara yang disiapkan oleh pihak sekolah
untuk melepaskan kepergian anak kelas 3 yang sudah lulus melaksanakan UN.
Vivian terlihat
sangat cantik dengan gaun yang melekat ditubuhnya, dan dengan makeup yang
flawless dan rambut yang dibuat bergelombang, membuat penampilannya makin
menghipnotis kaum adam.
“Vi… uda
selesai? nina dan Michael ada dibawah tuh” ucap mama vivian masuk ke kamar
anaknya.
“Iya ma
sebentar” ucap vivian memakai anting-anting.
Vivian langsung
menuju kebawah, ia melihat nina dan Michael kelihatan sangat serasi dengan
penampilan mereka, mereka pun langsung menuju ke gedung dimana acara kelulusan
diadakan.
Saat mereka
memasuki gedung, mereka diberi satu topeng untuk sebagai pelengkap pesta, karna
acara kelulusan ini mengadakan tema “Pesta Topeng”.
Vivian memakai
topeng yang diberi oleh panitia, begitu juga nina dan Michael, mereka masuk
kedalam ruangan yang sudah dipenuhi oleh banyak orang yang mengenakan topeng.
Ruangan itu
tampak sudah ramai oleh orang-orang yang menggunakan topeng, vivian berjalan
kearah prasmanan berada.
Vivian tampak
sibuk menikmati makanan yang ada hingga seseorang datang dan menepuk bahunya
dan vivian menoleh, melihat sesosok lelaki menggunakan topeng dengan setelan
jas yang membuatnya terlihat sangat tampan walau vivian tak bisa menatap
wajahnya.
Lelakii itu
mengadahkan tangan tanda ingin mengajak vivian berdansa, dengan senyuman manis
vivian menerima tawaran tersebut.
Vivian dan
lelaki itu berjalan kearah lantai dansa, tangan lelaki itu melilit pinggang
ramping vivian, dan tangan vivian melingkari leher lelaki yang dia tidak tahu
siapa.
Mereka berdansa
mengikuti lagu yang sangat mendukung akan adegan itu, hingga lelaki itu
mendekati wajah vivian dan mencium bibirnya singkat.
Vivian yang
tersadar karna perbuatan lelaki itu langsung melepaskan tangannya yang tadi
melingkar di leher lelaki itu, dan dengan refleks menampar pipi si pria
misterius itu dan menarik paksa topeng yang digunakannya.
“Nathan!!!!”
seru vivian dengan mata terbelalak, melihat lelaki yang berdansa dengannya
adalah Nathan.
“Ini kesekian
kalinya lu ngelecehin gue, bangsat!!!” ucap vivian mengumpat, dan berlari
keluar kearah balkon, dengan Nathan yang berusaha mengejar.
“Vi… kamu kenapa
sih nolak aku terus?” ucap Nathan mengejar vivian hingga langkah terhenti
melihat vivian di balkon gedung.
“Karna gue gak
suka sama lo! Gue uda punya calon sendiri” bentak vivian menatap nanar Nathan
disana.
“Kenapa kamu gak
bilang ke tante?” Tanya Nathan yang tak percaya mendengar ucapan vivian.
“Karna gue harus
nyelesain sekolah dulu supaya mama nyetujuin itu” jelas vivian.
Nathan mendekat
kearah vivian, dengan vivian yang sudah melepaskan topengnya dan menatap kearah
luar.
“Vi… aku gak
bakalan maksa kamu buat nikah sama aku, aku bakalan bilang ke tante dan mama
buat batalin perjodohan kita” ucap Nathan menenangkan vivian.
Vivian tersentak
mendengar ucapan Nathan, dia tak menyangka jika Nathan dengan lapang dada akan
melepaskannya, kemudian vivian berbalik arah dan menatap Nathan.
Jarak Nathan
sudah sangat dekat dengan vivian, kemudian vivian tersenyum manis kepada
Nathan, seperti ada es yang mencair dihatinya ketika pertama kali melihat
senyuman hangat dari vivian.
Tangan Nathan
mengelus puncak kepala vivian, dan kemudian mengelus pipi merona vivian.
“Vi… biarkan ini
menjadi ciuman selamat tinggal ya, tolong jangan tolak ini” ucap Nathan mencium
bibir vivian dan melumatnya.
Vivian yang
merasakan sensasi aneh saat Nathan mencium bibir miliknya dengan lembut, karna
biasanya Nathan hanya menciumnya singkat.
****
Mario tampak
baru turun dari mobil dan dengan bergegas masuk ke dalam gedung acara kelulusan
sekolah.
“Eh pak mario,
ini topengnya pak” ucap seorang panitia yang tak lain adalah staf sekolah
dimana ia mengajar dahulu.
Mario tersenyum
dan memasang topeng yang diberikan panitia itu, kemudian mario masuk ke ruangan
acaranya.
Mario mencari
vivian, dia ingat gaun apa yang akan dipakai vivian untuk acara ini, karna
vivian pernah menunjukannya saat video call dengan mario.
Mata mario
mendapat seorang gadis yang persis menggunakan gaun yang dipakai vivian, namun
gadis itu seperti berlari, dan diikuti oleh seorang lelaki yang mengejarnya.
Mario berjalan
kearah mereka pergi, dan mendapati mereka pergi ke sebuah balkon, mario
melepaskan topengnya.
Mario berjalan
mendekat dan kemudian masuk ke arah balkon, dan mematung menatap gadis nya
sedang berciuman dengan lelaki lain.
“Vivian!!!!!”
teriak mario memanggil gadis itu, dan mereka menoleh.
“M-mario…” ucap vivian kaget menatap lelaki pujaannya.
“Loh Pak mario
sedang apa disini?” Tanya Nathan melihat kolega bisnisnya ada disitu.
Tanpa menjawab
pertanyaan dari Nathan, mario langsung memukul wajah Nathan dengan membabi
buta.
Nathan tak
tinggal diam, dia langsung melawan mario.
****
“Vi… sabar,
doakan mario agar selamat” ucap nina menenangkan vivian yang menangis dari
tadi.
“Nin… ini semua
gara-gara gue, kalo aja gue gak ngeiyain Nathan buat nyium gue, pasti gak bakal
kayak gini” ucap vivian masih menangis.
“Semua uda
terlanjur vi, lo gabisa nyalahin diri lo sendiri” ucap nina.
“Kalo ada
apa-apa sama mario gimana nin, gue gak bakalan bisa maafin diri gue sendiri”
ucap vivian sesegukan menangisi pria nya yang saat ini berada di dalam ruang
UGD.
Mereka sedang
duduk di ruang tunggu sebuah rumah sakit, dengan Nathan dan Michael yang nampak
berdiri di dekat pintu ruang UGD.
Entah sudah
berapa jam mereka menunggu, vivian tak henti-hentinya menangis dan Nathan yang
tampak sangat bersalah akan kejadian itu, kejadian yang membuat mario seperti
sekarang.
Saat mario memukul Nathan, duel pun tak terelakan,
mario masih saja memukul nya karna mencium gadisnya.
Namun naas ketika vivian hendak memisahkan mereka,
mario terpeleset gaun vivian yang panjang dan menyebabkan badannya limbung dan
jatuh kebelakang.
Mario jatuh dari balkon lantai 3, dan orang-orang yang
berada di sana langsung menelpon ambulans dan membawa mario ke rumah sakit.
Setelah beberapa
jam, dokter keluar dari ruang UGD dan dengan sigap Nathan bertanya kepada
dokter tersebut.
“Dok, gimana
keadaan pasien?” Tanya Nathan.
"Kami sudah
berusaha sebaik mungkin, namun pasien tidak dapat tertolong” ucap dokter sambil
berjalan meninggalkan mereka.
Vivian yang
mendengar itu langsung pingsan.
****
Sudah sebulan
mario meninggal, dan vivian menjadi anak yang tertutup sekarang, dia bukan
vivian yang ceria seperti dahulu.
Sekarang dia
seperti mayat hidup yang sama sekali tak punya gairah untuk melanjutkan hidup,
gairah hidupnya seperti dibawa bersama mario, bahkan sekarang vivian harus
tidur dengan meminum obat tidur.
“Vi… ada Nathan
tuh” ucap mama vivian.
Vivian hanya
berdiri mentap kelur melalui jendela kamarnya dengan menggenggam kemeja putih
mario, yang pernah dipakainya ketika pertama kali datang kerumah mario.
Sesekali nampak
air matanya menetes, dan dia mengelap air mata itu.
“Aku gak mau
ketemu sama siapa-siapa ma” ucap vivian tak bergerak sedikitpun.
“Yaudah, mama
tinggal ya” ucap mama vivian.
Vivian mengenang
pertemuan pertamanya dengan mario, seorang guru matematika yang tiba-tiba
menjadi kekasihnya.
Hingga mata
sembabnya kembali mengeluarkan air mata, dia terduduk sambil menenggelamkan
wajahnya dilutut, dengan baju mario masih di tangannya.
****
“Mario!!!” vivian tersentak dan
bangun.
Vivian tersentak bangun saat mendapati mimpi tentang mario, mimpi yang
membuatnya menangis.
“Vi… kamu kenapa?” ucap mario masuk kedalam kamar membawa nampan berisi
makanan.
“Mario!!!!!!” teriak vivian kaget memeluk mario, memastikan apa benar
itu pria pujaanya,
“Kamu kenapa sih vi?” Tanya mario bingung.
“Kamu tega banget ninggalin aku” ucap vivian menangis dan memukul dada
bidang milik mario.
“Hey sayang, kamu kenapa? Mimpi lagi?” Tanya mario memegang pipi vivian.
“Aku mimpi kamu meninggal” ucap vivian mengeraskan isakan tangisnya.
“Heyy… kan aku ada disini, kamu gak usah takut, aku selalu sama kamu”
ucap mario menenangkan vivian.
“Kamu gak akan ninggalin aku kan?” Tanya vivian yang masih terisak.
“Enggak sayang, aku bakalan selalu disamping kamu” ucap mario mengelus
puncak kepala vivian.
Vivian masih
terisak mengingat mimpinya, namun tiba-tiba mario melumat bibir vivian dan agar
vivian menghentikan tangisannya.
Kemudian mario
melepaskan tautan bibirnya dan mulai menciumi kelopak mata basah milik vivian.
Mario
mendekatkan mulutnya ketelinga vivian dan mulai mengucapkan kata-kata romantis
dan sesekali menggigit kecil telinga vivian.
Dan mulai
mencium leher jenjang milik vivian, dan memberi kissmark yang cukup banyak
disana.
Mario mulai
memasukan tangannya diantara baju milik vivian, dan meremas dada milik vivian
sembari belum melepaskan tautan dari bibir manis milik vivian.
Kemudian mario
merebahkan vivian dikasur dan kemudian menyingkap rok milik vivian, dan
menampakan kewanitaannya yang tertutup pakaian dalam.
Vivian merasa
tangan besar milik mario mulai membuka paksa dalamannya, dan menyentuh inti
miliknya.
Kemudian sebuah
benda yang panjang dan besar mulai masuk kedalam inti nya vivian, dia memekik
sakit karna mario menghentakan miliknya sekali dorongan.
Vivian merasa
intinya penuh sesak karna kejantanan mario sudah didalam sana, dan mario mulai
memaju mundurkan miliknya di dalam inti vivian.
Vivian melenguh
meremas kepala mario saat laki-laki itu menggigit kecil dada ranum milik
vivian, mario memberi tanda kepemilikan di dada vivian.
Mario merasakan
vivian sudah klimaks, hingga inti vivian menyedot-nyedot keperkasaan mario,
sementara mario terus saja memaju mundurkan miliknya disana.
Hingga akhirnya
mario menyemprotkan cairannya didalam inti vivian, menandakan bahwa vivian
sekarang miliknya.
Setelah
percintaan panas mereka pagi ini, mario membawa vivian kekamar mandi dan
berakhir dengan mandi bersama.
****
“Vi? Ayo
jalan-jalan” ucap mario saat melihat
vivian menonton tv.
“Kemana?” ucap vivian yang sedang duduk di sofa.
“Ada tempat yang
pengen aku tunjukin ke kamu” ucap mario.
Vivian
mengangguk dan mengikuti mario, namun semua jalanan disepanjang mario menyetir
nampak asing bagi vivian.
Padahal vivian
sudah sering ke apartemen milik mario, namun entah kenapa semuanya tampak
asing.
“Kita sudah
sampai” ucap mario, memberhentikan mobilnya disebuah taman.
Sebuah taman
yang indah dengan danau ditengahnya, tempat itu nampak sangat berbeda dengan
taman yang biasanya vivian kunjungi.
Namun vivian
seperti tak pernah mengingat adanya taman ini, padahal taman itu dekat dengan
sekolahnya.
Saat vivian
berjalan ditaman dan diikuti oleh mario, tiba tiba saja vivian merasa kepalanya
pusing dan menjatuhkan badannya.
“Vi?? Kamu
kenapa?” Tanya mario menangkap badan vivian.
Vivian yang merasakan
kepalanya sangat sakit, tidak dapat menjawab pertanyaan mario hingga akhirnya
vivian pingsan.
***
Mata vivian
tampak silau karna cahaya lampu diruangan itu, dia melihat wajah mamanya, dan
Nathan disana.
“Vi… kamu uda
sadar” ucap mama vivian beranjak dari tempat duduk dan mendekati vivian yng
terbaring di kasur.
“Ma mario mana?”
Tanya vivian pada mamanya.
Mama vivian
menangis mendengar pertanyaan anaknya, dan Nathan berusaha menenangkan mama
vivian.
“Mario kan uda
gak ada vi” timpal Nathan.
“Tadi aku masih
bareng dia kok, dia kan yang ngantar aku kesini?” ucap vivian.
“Vi…mario uda
meninggal sebulan yang lalu” ucap Nathan.
“Di masih hidup
nat” ucap vivian menangis.
“Vi… kamu
overdosis karna minum banyak obat tidur dan Nathan yang mengantar kamu” ucap
mama vivian memeluk anaknya..
Mama vivian tak
kuasa menahan tangis melihat anaknya yang sudah kehilangan arah, vivian sudah
koma selama 3 hari akibat overdosis obat tidur yang diminum vivian sebanyak
satu botol.
Untung mama
vivian melihat anaknya sedang kejang-kejang, saat dia hendak mengantarkan
hadiah dari Nathan untuk vivian, untung Nathan sigap membawa vivian ke rumah
sakit terdekat.
****
Vivian masih
terbaring, di tempat tidur di sebuah ruangan rumah sakit dan dibantu oleh alat
medis.
Mama vivian
sedang keluar mengantar Nathan, dan memberi waktu pada vivian untuk
beristirahat.
Vivian masih menangis dan tak percaya bahwa pertemuan ia dengan mario ternyata tidak nyata sama
sekali.
Vivian merasa hampa dan hanya ingin mati agar bisa bertemu dengan mario, kemudian perlahan meraba wajahnya dan melepaskan alat bantu pernapasan.
Dengan tekad
yang bulat vivian menyabut semua alat penunjang kehidupannya, terdengar bunyi
memekakan telinga yang berasal dari mesin itu, dan kesadaran vivian mulai
hilang.
“Mario… aku
datang…” ucap vivian tersenyum, menghela napas terakhir.
***
Nampak seorang lelaki
berdiri di sebuah taman indah dengan bunga-bunga berwarna warni dan memiliki
danau ditengahnya, matahari bersinar sangat cerah, namun dia tampak sedang menunggu seseorang.
“Mario!!” ucap
seseorang dari belakang, dan kemudian lelaki itu berbalik.
“Vi…” ucap mario
tersenyum, dan dengan vivian yang menerjang untuk memeluknya erat.
-The End-